Setelah membaca akhir perkuliahan,
mahasiswa dapat :
1.
Menjelaskan tentang
meningkatkan kinerja bidan
1.
Dep. Kes. RI. Sistem Kesehatan Nasional, Depkes, Jakarta, 1982.
2.
Azrul Azwar. Standar dalam Program Menjaga Mutu, MKMI, 1993;
3.
Azrul Azwar. Konsep Mutu dalam Pelayanan Kesehatan, MKMI, 1993;
4.
Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Depkes,Jakarta,
1992.
5.
Dep. Kes. RI. Modul Pelatihan Rumah Sakit, Mutu Pelayanan
Depkes,Jakarta,
6.
DR. Achmad S. Ruky,(2001) "Sistem
Manajemen Kinerja" PT Gramedia, Jakarta.
7.
World Health Organization (2000)
"Design and Implementation of Health
Information System", Genewa.
8.
Jacqueline M.Katz and Eleanor Green
(1997), "Managing Quality, A Guide to
System Wide Performance Management in Health Care", Mosby Year Book.
9.
The Agha Khan Foundation USA (1993), The
PHC MAP Series of Module" Monitoring and Evaluating Programs".
10.
WHO dan Direktorat Jendral Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan RI "Petunjuk Pelaksanaan Mutu Pelayanan Rumah
sakit“, Jakarta 1998
MENINGKATKAN
KINERJA BIDAN
|
Definisi
Kinerja
Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas,
sama dengan prestasi kerja.
1. Kinerja: adalah catatan tentang hasil-hasil
yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun
waktu tertentu (Bernardin dan Russel, 1993).
2. Kinerja: Keberhasilan seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerjaan (As'ad, 1991)
3. Kinerja adalah pekerjaan yang merupakan
gabungan dari karakteristik pribadi dan pengorganisasian seseorang (Kurb, 1986)
4. Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan sesuai
dengan tugas dan fungsinya (Gilbert, 1977)
Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu
1. Kompetensi berarti individu atau organisasi
memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya.
2. Produktifitas: kompetensi tersebut diatas dapat
diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai
hasil kinerja (outcome).
Dari berbagai pengertian tersebut diatas, pada dasarnya kinerja menekankan apa
yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang keluar
(out-come). Bila disimak lebih lanjut apa yang terjadi dalam sebuah pekerjaan
atan jabatan adalah suatu proses yang mengolah in-put menjadi out-put (hasil
kerja). Penggunaan indikator kunci untuk mengukur hasil kinerja individu,
bersumber dari fungsi-fungsi yang diterjemahkan dalam kegiatan/tindakan dengan
landasan standar yang jelas dan tertulis. Mengingat kinerja mengandung komponen
kompetensi dan produktifitas hasil, maka hasil kinerja sangat tergantung pada
tingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya.
Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang
antara lain :
a.
Faktor individu: kemampuan, ketrampilan,
latar belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial dan demografi seseorang.
b.
Faktor psikologis: persepsi, peran,
sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja
c.
Faktor organisasi : struktur organisasi,
desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)
Tujuan
1. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam kelompok
setinggi tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada gilirannya akan
mendorong kinerja staf.
2. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi
dengan meningkatkan hasil kerja melalui prestasi pribadi.
3. Memberikan kesempatan kepada staf untuk
menyampaikan perasaannya tentang pekerjaan, sehingga terbuka jalur komunikasi
dua arah antara pimpinan dan staf.
Kinerja Klinis
Pengembangan dan managemen kinerja pada dasarnya
sebuah proses dalam managemen sumber daya manusia. Implikasi dari kata
"manajemen" berarti proses diawali dengan penetapan tujuan dan
berakhir dengan evaluasi. Kata "klinis" menunjukkan bahwa kegiatan
yang dilaksanakan berada pada tatanan pelayanan langsung kepada asuhan pasien.
Secara garis besar ada lima kegiatan utama yaitu:
1. Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus
dicapai oleh seorang perawat/bidan dan disepakati oleh atasannya. Rumusan ini
mencakup kegiatan yang dituntut untuk memberikan kontribusi berupa hasil kerja
(outcome).
2. Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil
yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu, termasuk penetapan standar
prestasi dan tolak ukurnya.
3. Melakukan "monitoring", koreksi,
memfasilitasi serta memberi kesempatan untuk perbaikan.
4. Menilai prestasi perawat/bidan tersebut dengan cara membandingkan prestasi
aktual dengan standar yang telah ditetapkan.
5. Memberikan umpan balik kepada perawat/bidan
yang dinilai berhubungan dengan seluruh hasil penilaian. Pada kesempatan
tersebut atasan dan staf mendiskusikan kelemahan dan cara perbaikannya untuk
meningkatkan prestasi berikutnya.
Pengertian Indikator
Ada beberapa pengertian yang disampaikan oleh para
pakar antara lain:
a.
Indikator adalah pengukuran tidak
langsung suatu peristiwa atau kondisi. Contoh: berat badan bayi dan umurnya
adalah indikator status nutrisi dari bayi tersebut ( Wilson & Sapanuchart,
1993).
b.
Indikator adalah variabel yang
mengindikasikan atau menunjukkan satu kecenderungan situasi, yang dapat
dipergunakan untuk mengukur perubahan (Green, 1992).
c.
Indikator adalah variable untuk mengukur
suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981)
Ada dua kata kunci penting dalam
pengertian tersebut diatas adalah pengukuran dan perubahan. Untuk mengukur
tingkat hasil suatu kegiatan digunakan "indikator" sebagai alat atau
petunjuk untuk mengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang
berfokus pada hasil asuhan kepada pasen dan proses-proses kunci serta spesifik
disebut indikator klinis. Indikator klinis adalah ukuran kuantitas sebagai
pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasen dan berdampak
terhadap pelayanan. Indikator tidak dipergunakan secara langsung untuk mengukur
kualitas pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai "bendera" yang
menunjuk adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan evaluasi.
Dalam beberapa kegiatan, mungkin tidak relevan mengukurnya dengan ukuran
kuantitatif untuk mengambil suatu keputusan. Sebagai contoh dalam komunikasi:
bagaimana kualitas komunikasi interpersonal antara perawat - pasen, maka
pengukurannya adalah melalui observasi langsung untuk mengetahui bagaimana
kualitas interaksinya. Monitoring dilakukan terhadap indikator kunci guna dapat
mengetahui penyimpangan atau prestasi yang dicapai. Dengan demikian setiap
individu akan dapat menilai tingkat prestasinya sendiri (self assesment).
Indikator Memiliki Karakteristik
sebagai berikut :
1.
Sahih (Valid) artinya indikator
benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek-aspek yang akan dinilai.
2.
Dapat dipercaya (Reliable): mampu
menunjukkan hasil yang sama pada saat yang berulang kali, untuk waktu sekarang
maupun yang akan datang.
3.
Peka (Sensitive): cukup peka untuk
mengukur sehingga jumlahnya tidak perlu banyak.
4.
Spesifik (Specific) memberikan gambaran
prubahan ukuran yang jelas dan tidak tumpang tindih.
5.
Relevan: sesuai dengan aspek kegiatan
yang akan diukur dan kritikal contoh: pada unit bedah indikator yang dibuat
berhubungan dengan pre-operasi dan post-operasi.
Klasifikasi Indikator
Sistem klasifikasi indicator didasarkan atas
kerangka kerja yang logis dimana kontinuum masukan (input) pada akhirnya
mengarah pada luaran (outcomes).
Indikator input merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
aktivitas al: personel, alat/fasilitas, informasi, dana, peraturan/kebijakan.
Indikator proses adalah memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan.
Indikator output : mengukur hasil meliputi cakupan, termasuk pengetahuan,
sikap, dan perubahan perilaku yang dihasilkan oleh tindakan yang dilakukan.
Indikator ini juga disebut indicator effect.
Indikator outcome : dipergunakan untuk menilai
perubahan atau dampak (impact) suatu program, perkembangan jangka panjang
termasuk perubahan status kesehatan masyarakat/penduduk.
Ilustrasi dari kontinuum indikator dengan contoh
kegiatan imunisasi: Input meliputi peralatannya, vaksin dan alat proteksi dan
staf yang terlatih, proses adalah kegiatan dalam melakukan aktifitas pemberian
imunisasi, output meliputi cakupan pemberian meningkat adalah (output), dan
outcome adalah dampaknya sebagai efek output antara lain menurunnya morbiditas
dan mortalitas dari upaya pencegahan penyakit melalui immunisasi (outcome)
Indikator
Kinerja Klinis
Mengidentifikasi indikator yang tepat untuk suatu
tindakan klinis yang memerlukan pertimbangan yang selektif dan membangun
konsesus diantara manager lini pertama (First Line Manager) dan staf, sehingga
apa yang akan dimonitor dan dievaluasi akan menjadi jelas bagi kedua belah
pihak.
Pengukuran
Indikator Kinerja Klinis
Untuk menilai keberhasilan suatu kegiatan
pelayanan keperawatan/kebidanan dipergunakan indikator kinerja klinis.
Indikator adalah pengukuran kuantitatif, umumnya pengukuran kuantitatif
meliputi numerator dan denominator. Numerator adalah suatu data pembilang dari
suatu peristiwa (events) yang yang sudah diukur. Denominator data penyebut
adalah jumlah target sasaran atau jumlah seluruh pasen yang menjadi sasaran
pemberian asuhan/pelayanan. Contoh data denominator di puskesmas: populasi
sasaran dalam satu wilayah seperti: jumlah balita, bumil, bayi baru lahir.
Indikator yang meliputi denominator sangat berguna untuk memonitor perubahan
dan membandingkan tingkat keberhasilan suatu area dengan area lain pada suatu
wilayah.
Pengumpulan data indikator
kinerja
Pengumpulan data indikator merupakan tulang punggung dari program
pengukuran kinerja. Hal tersebut hanya dapat dikembangkan melalui sistem
manajemen informasi yang t.epat; dimana pengumpulan data, pengorganisasian
serta reaksi terhadap data kinerja direncanakan dan diorganisir secara
sistematik, sehingga dapat memberikan makna terhadap perubahan dan peningkatan
mutu pelayanan kesehatan dalam suatu organisasi.
Ada enam sasaran kunci pengumpulan data kinerja:
(1)
menata sistem informasi yang akurat yang
mendasari keputusan mendatang,
(2)
menghindari aspek hukum yang berkaitan
dengan pengukuran dan hasil data yang dikumpulkan,
(3)
menemukan lingkungan tepat yang dapat
memberikan peluang untuk melakukan tindakan,
(4)
menumbuhkan motivasi staf dan
merencanakan peningkatan kinerja itu sendiri,
(5)
mengumpukan data interval secara reguler
terhadap proses-proses kritis, dalam upaya mempertahankan kinerja yang sudah
meningkat,
(6)
mengumpulkan data obyektif dan
subyektif.
MENINGKATKAN
KINERJA BIDAN
MELALUI REWARD
|
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Reward adalah penghargaan, penghormatan.
Menurut PP 32/1996,pasal 25 Reward diberikan pada Tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas
dasar prestasi kerja,pengabdian,kesetiaan, berjasa pada negara atau meninggal
pada saat melaksanakn tugas
Penghargaan
tersebut dapat diberikan oleh pemerintah atau oleh masyarakat.
Bentuk penghargaan dapat berupa kenaikan pangkat,tanda
jasa,uang atau bentuk lain.
IBI acapkali
memberikan penghargaan kepada para bidan.
Jenis penghargaan yang sering
diberikan antara lain:
Bidan bersih berprestasi
Bidan bintang
Bidan sahabat
Bidan delima
Dikatakan
bidan delima karena buah delima sering dijadikan simbol kelahiran bayi seperti
pada peringatan tujuh bulan dsb Pemberian penghargaan tersebut untuk memacu
para bidan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan stándar profesi
sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Kriteria dikatakan berhasil jika memenuhi stándar pelayanan yaitu :
- Falsafah dan tujuan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi,
filosofi dan tujuan pelayanan kebidanan yang efektif dan efisien
- Administrasi dan pengelolaan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman
pengelolaan stándar pelayanan prosedur tetap dan pelaksanaankegiatan
pengelolaan yang kondusif yang memungkinkan terjadinya praktik pelayanan
kebidanan akurat
- Staf dan pimpinan
Pengelola pelayanan kebidanan mempunyai program
pengelolaan sumber daya manusia agar pelayanan berjalan efektif dan efisien
- Fasilitas dan peralatan
Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung
pencapaian tujuan pelayanan
- Kebijakan dan prosedur
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan
dalam penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan personal menuju pelayanan dan
pembinaan personal menuju pelayanan yang berkulitas
- Pengembangan staf Dan program pendidikan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program
pengembangan staff dan perencanaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan pelayanan
- Stándar Asuhan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki stándar
asuhan /manajemen kebidanan yang diterapkan sebagai pedoman dalam memberikan
pelayanan kepada pasien
- Evaluasi dan pengendalian Mutu
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan
pelaksanaan kebidanan yang dilaksanakan secara berkesinambungan
STÁNDAR PRAKTIK KEBIDANAN
- Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode
manajemen kebidanan dengan langkah: pengumpulan data, analisis data, penentuan
diagnosa perencanaan pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi
- Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
- Diagnosa
Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis
data yang telah dikumpulkan
- Rencana Asuhan
Rencana asuhan kebidanan berdasarkan asuhan
kebidanan
- Tindakan
Dilaksanankan berdasarkan rencana dan perkembangan
kedaan klien dilanjutkan dengan evaluasi
- Partisipasi klien
Tindakan kebidanan dilakukan bersama-sama klien dan
keluarga dalam rangka peningkatn pemeliharan dan pemulihan kesehatan
- Pengawasan
Monitor terhadap klien dilaksanakan secara kontinue
- Evaluasi
Dilaksanakan terus menerus dan seiring dengan
tindakan
- Dokumentasi
Asuhan didokumentasikan sesuai dengan standar
dokumentasi asuhan kebidanan yang diberikan
CONTOH PENGHARGAAN PADA BIDAN
Adalah BPS yang mampu memberikan
pelayanan yang berkualitas dalam bidang KB dan kesehatan reproduksi
melaksanakan pelayanannya sesuai dengan standar profesi yang diadaptasi oleh profesi
Tujuan program bidan delima
-
Meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat.
-
Meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk mencari pelayanan yang telah terstandar.
-
Meningkatkan
kebanggaan professional bidan
-
Mengembangkan
kepemimpinan bidan dimasyarakat.
-
Meningkatkan
cakupan pelayanan keluarga berancana dan kesehatan reproduksi.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh
bidan Delima:
- Pengetahuan
- Keterampilan
- Prilaku
Manfaat
bidan delima untuk BPS adalah memberikan pembinaan dan penghargaan
untuk meningkatkan kualitas.
Manfaat
bidan delima untuk masyarakat
- Mengetahui tempat pelayanan
berkualitas
- Mendapatkan pelayanan berkualitas
- Harga terjangkau