Senin, 03 September 2012

penilaian mutu layanan bidan




SUB TOPIK

1.              Berdasarkan konsep PDCA
2.              Melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan
OBJEKTIF PERILAKU SISWA
 










Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1.             Memahami pengertian PDCA
2.             Memahami manfaat siklus PDCA
3.             Memahami cara menyusun  rencana kerja
4.             Memahami cara melaksanakan rencana kerja
5.             Memahami cara pemeriksaan pelaksanaan rencana kerja
6.             Memahami cara melakukan tindakan perbaikan terhadap setiap penyimpangan
REFERENSI
 



1.             Dep. Kes. RI. Sistem Kesehatan Nasional, Depkes, Jakarta, 1982.
2.             Azrul Azwar. Standar dalam Program Menjaga Mutu, MKMI, 1993;
3.             Azrul Azwar. Konsep Mutu dalam Pelayanan Kesehatan, MKMI, 1993;
4.             Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Depkes,Jakarta, 1992.
5.             Dep. Kes. RI. Modul Pelatihan Rumah Sakit, Mutu Pelayanan Depkes,Jakarta,
6.             Wijono D. Manajemen mutu pelayanan kesehatan teori, strategi dan aplikasi vol 1. Surabaya. 2000. Airlangga University Press
7.             Modul 7 Pelatihan Mutu Pelayanan Kesehatan

PENILAIAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
 



Dalam program menjaga mutu terdapat kumpulan masalah yang harus diselesaikan, setelah cara penyelesaian masalah berhasil ditetapkan, kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan pada Program Menjaga Mutu adalah melaksanakan cara penyelesaian tersebut sedemikian rupa sehingga mutu pelayanan kesehatan dapat lebih ditingkatkan. Dalam program menjaga mutu, pelaksanaan kegiatan ini tercakup dalam suatu siklus kegiatan tertentu yang dikenal dengan nama siklus PDCA ( Plan, Do, Check, Action)


A.           PENGERTIAN
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan rencana kerja, pelaksanaan rencana kerja, pemeriksaan pelaksanaan rencana kerja, serta perbaikan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.

B.            MANFAAT PDCA
  1. Dapat disusun rencana kerja yang rinci mengenai cara penyelesaian masalah yang telah ditetapkan sehingga mudah dilaksanakan
  2. Dapat diketahui pelaksanaan cara penyelesaian sehingga apabila ditemukan penyimpangan segera dapat diperbaiki sesuai dengan kebutuhan
  3. tujuan program menjaga mutu yakni meningkatnya mutu pelayanan dapat dicapai secara bertahap







SIKLUS PDCA

Rencanakan
                                                                                   

Perbaiki                                   Laksanakan


     Periksa


Penyusunan rencana kerja (Plan)
Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta kegiatan yagn akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik  (Le Breton).

Syarat rencana kerja (Plan)
1.       berorientasi ke masa depan
2.      fleksibel, logis dan masuk akal
3.      mengandung uraian semua unsur rencana

Unsur-unsur rencana kerja (Plan)
1.      Judul rencana
2.      Rumusan pernyataan masalah
3.      Rumusan tujuan
4.      Uraian kegiatan
5.      Waktu
6.      Pelaksana
7.      Biaya
8.      Metoda



Pelaksanaan rencana kerja (Do)
Tim penjaga mutu, terutama yang duduk sebagai pimpinan institusi kesehatan, dapat menguasai paling tidak empat ketrampilan yang bersifat pokok:
1.      Ketrampilan komunikasi (comunication)
2.      Ketrampilan motivasi (motivasi)
3.      Ketrampilan kepemimpinan (leadership)
4.      Ketrampilan pengarahan (directing)
Laksanakanlah rencana kerja yang telah ditetapkan
Dibutuhkan 2 hal yaitu:
a.       Pemahaman rencana kerja
1.      Orientasi
2.      Pelatihan
b.      Kerja sama
1.      Komunikasi
2.      Motivasi
3.      Kepemimpinan
4.      Pengarahan
5.      Supervisi

Pemeriksaan (Check)
1.      Tujuan pemeriksaan adalah untuk melihat apakah ada penyimpangan yang berlebihan.
2.      Cara melakukan pemerikasaan yaitu dengan supervisi dan pemantauan berkala
3.      Alat bantu: lembar pemeriksaan (Check sheet) dan peta kontrol (Control sheet)
Pelaksanaan rencana kerja perlu selalu diperiksa
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir dipergunakan untuk mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang terjadi



Cara membuat lembar pemeriksaan:
*      Tetapkan jenis penyimpangan yang akan diamati
*      tetapkan jangka waktu pengamatan (setiap hari, minggu, bulan, dsb)
*      Catat jumlah yang diamati sesuai dengan jangka waktu pengamatan yang telah ditetapkan
*      catat penyimpangan yang terjadi dan persentasenya sesuai dengan jangka waktu pengamatan yang telah ditetapkan
*      apakah ada kemajuan?
*       
                         CONTOH LEMBARAN PEMERIKSAAN
Bagian                             : _______________________________
Nama Pengamat              :________________________________
Periode Pengamat           : hari / minggu / bulan
No
Jenis Penyimpangan
Jumlah yang diamati
Jumlah Penyimpangan
Presentase
1.

2.
3.
Rekam medis tidak lengkap
Klien tanpa konseling
Komplikasi minor




Peta kontrol
*      Grafik yang digunakan untuk mengamati proses dari waktu ke waktu
*      Untuk menilai ada tidaknya kemajuan
*      Menggunakan data dari lembar pemeriksaan
*      Jika tidak ada kemajuan, perlu dipikirkan.






Cara Membuat Peta Kontrol
1.    Tetapkan batas penyimpangan (maksimum dan minimum) yang masih dibenarkan. Lihat standar, bila tidak ada standar, pakai 5 %.
2.      Buat grafik dari data hasil lembar pemeriksaan.
3.      Lihat trend nya. Apakah turun, naik, di atas standar, di bawah standar ?


















Perbaikan (Action)
a.              Apabila ditemukan penyimpangan perlu dilakukan tindakan perbaikan.
b.             Perbaikan ditujukan terhadap: rencana kerja, pelaksanaan rencana kerja.
c.              Merumuskan tindakan perbaikan: melalui rapat tim, pertimbangkan kemampuan yang dimiliki

meningkatkan kinerja bidan




OBJEKTIF PERILAKU SISWA
 
 Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1.      Menjelaskan tentang meningkatkan kinerja bidan
REFERENSI
 
1.             Dep. Kes. RI. Sistem Kesehatan Nasional, Depkes, Jakarta, 1982.
2.             Azrul Azwar. Standar dalam Program Menjaga Mutu, MKMI, 1993;
3.             Azrul Azwar. Konsep Mutu dalam Pelayanan Kesehatan, MKMI, 1993;
4.             Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Depkes,Jakarta, 1992.
5.             Dep. Kes. RI. Modul Pelatihan Rumah Sakit, Mutu Pelayanan Depkes,Jakarta,
6.             DR. Achmad S. Ruky,(2001) "Sistem Manajemen Kinerja" PT Gramedia, Jakarta.
7.             World Health Organization (2000) "Design and Implementation of Health
Information System", Genewa.
8.             Jacqueline M.Katz and Eleanor Green (1997), "Managing Quality, A Guide to
System Wide Performance Management in Health Care", Mosby Year Book.
9.             The Agha Khan Foundation USA (1993), The PHC MAP Series of Module" Monitoring and Evaluating Programs".
10.         WHO dan Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI "Petunjuk Pelaksanaan Mutu Pelayanan Rumah sakit“, Jakarta 1998


MENINGKATKAN KINERJA BIDAN
   
Definisi Kinerja

Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas, sama dengan prestasi kerja.
1. Kinerja: adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu (Bernardin dan Russel, 1993).
2. Kinerja: Keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan (As'ad, 1991)
3. Kinerja adalah pekerjaan yang merupakan gabungan dari karakteristik pribadi dan pengorganisasian seseorang (Kurb, 1986)
4. Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan sesuai dengan tugas dan fungsinya (Gilbert, 1977)

Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu
1. Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya.
2. Produktifitas: kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja (outcome).

Dari berbagai pengertian tersebut diatas, pada dasarnya kinerja menekankan apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang keluar (out-come). Bila disimak lebih lanjut apa yang terjadi dalam sebuah pekerjaan atan jabatan adalah suatu proses yang mengolah in-put menjadi out-put (hasil kerja). Penggunaan indikator kunci untuk mengukur hasil kinerja individu, bersumber dari fungsi-fungsi yang diterjemahkan dalam kegiatan/tindakan dengan landasan standar yang jelas dan tertulis. Mengingat kinerja mengandung komponen kompetensi dan produktifitas hasil, maka hasil kinerja sangat tergantung pada tingkat kemampuan individu dalam pencapaiannya.

Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain :
a.       Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial dan demografi seseorang.
b.      Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja
c.       Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)
Tujuan
1. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam kelompok setinggi tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja staf.
2. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan hasil kerja melalui prestasi pribadi.
3. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya tentang pekerjaan, sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara pimpinan dan staf.

Kinerja Klinis
Pengembangan dan managemen kinerja pada dasarnya sebuah proses dalam managemen sumber daya manusia. Implikasi dari kata "manajemen" berarti proses diawali dengan penetapan tujuan dan berakhir dengan evaluasi. Kata "klinis" menunjukkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan berada pada tatanan pelayanan langsung kepada asuhan pasien.

Secara garis besar ada lima kegiatan utama yaitu:
1. Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh seorang perawat/bidan dan disepakati oleh atasannya. Rumusan ini mencakup kegiatan yang dituntut untuk memberikan kontribusi berupa hasil kerja (outcome).
2. Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu, termasuk penetapan standar prestasi dan tolak ukurnya.
3. Melakukan "monitoring", koreksi, memfasilitasi serta memberi kesempatan untuk perbaikan.
4. Menilai prestasi perawat/bidan tersebut dengan cara membandingkan prestasi
aktual dengan standar yang telah ditetapkan.
5. Memberikan umpan balik kepada perawat/bidan yang dinilai berhubungan dengan seluruh hasil penilaian. Pada kesempatan tersebut atasan dan staf mendiskusikan kelemahan dan cara perbaikannya untuk meningkatkan prestasi berikutnya.

Pengertian Indikator
Ada beberapa pengertian yang disampaikan oleh para pakar antara lain:
a.       Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi. Contoh: berat badan bayi dan umurnya adalah indikator status nutrisi dari bayi tersebut ( Wilson & Sapanuchart, 1993).
b.      Indikator adalah variabel yang mengindikasikan atau menunjukkan satu kecenderungan situasi, yang dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan (Green, 1992).
c.       Indikator adalah variable untuk mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981)
Ada dua kata kunci penting dalam pengertian tersebut diatas adalah pengukuran dan perubahan. Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan "indikator" sebagai alat atau petunjuk untuk mengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang berfokus pada hasil asuhan kepada pasen dan proses-proses kunci serta spesifik disebut indikator klinis. Indikator klinis adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasen dan berdampak terhadap pelayanan. Indikator tidak dipergunakan secara langsung untuk mengukur kualitas pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai "bendera" yang menunjuk adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan, mungkin tidak relevan mengukurnya dengan ukuran kuantitatif untuk mengambil suatu keputusan. Sebagai contoh dalam komunikasi: bagaimana kualitas komunikasi interpersonal antara perawat - pasen, maka pengukurannya adalah melalui observasi langsung untuk mengetahui bagaimana kualitas interaksinya. Monitoring dilakukan terhadap indikator kunci guna dapat mengetahui penyimpangan atau prestasi yang dicapai. Dengan demikian setiap individu akan dapat menilai tingkat prestasinya sendiri (self assesment).

Indikator Memiliki Karakteristik sebagai berikut :
1.             Sahih (Valid) artinya indikator benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek-aspek yang akan dinilai.
2.             Dapat dipercaya (Reliable): mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat yang berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
3.             Peka (Sensitive): cukup peka untuk mengukur sehingga jumlahnya tidak perlu banyak.
4.             Spesifik (Specific) memberikan gambaran prubahan ukuran yang jelas dan tidak tumpang tindih.
5.             Relevan: sesuai dengan aspek kegiatan yang akan diukur dan kritikal contoh: pada unit bedah indikator yang dibuat berhubungan dengan pre-operasi dan post-operasi.

Klasifikasi Indikator
Sistem klasifikasi indicator didasarkan atas kerangka kerja yang logis dimana kontinuum masukan (input) pada akhirnya mengarah pada luaran (outcomes).
Indikator input merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas al: personel, alat/fasilitas, informasi, dana, peraturan/kebijakan.
Indikator proses adalah memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan.
Indikator output : mengukur hasil meliputi cakupan, termasuk pengetahuan, sikap, dan perubahan perilaku yang dihasilkan oleh tindakan yang dilakukan. Indikator ini juga disebut indicator effect.

Indikator outcome : dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact) suatu program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan masyarakat/penduduk.

Ilustrasi dari kontinuum indikator dengan contoh kegiatan imunisasi: Input meliputi peralatannya, vaksin dan alat proteksi dan staf yang terlatih, proses adalah kegiatan dalam melakukan aktifitas pemberian imunisasi, output meliputi cakupan pemberian meningkat adalah (output), dan outcome adalah dampaknya sebagai efek output antara lain menurunnya morbiditas dan mortalitas dari upaya pencegahan penyakit melalui immunisasi (outcome)

Indikator Kinerja Klinis
Mengidentifikasi indikator yang tepat untuk suatu tindakan klinis yang memerlukan pertimbangan yang selektif dan membangun konsesus diantara manager lini pertama (First Line Manager) dan staf, sehingga apa yang akan dimonitor dan dievaluasi akan menjadi jelas bagi kedua belah pihak.

Pengukuran Indikator Kinerja Klinis
Untuk menilai keberhasilan suatu kegiatan pelayanan keperawatan/kebidanan dipergunakan indikator kinerja klinis. Indikator adalah pengukuran kuantitatif, umumnya pengukuran kuantitatif meliputi numerator dan denominator. Numerator adalah suatu data pembilang dari suatu peristiwa (events) yang yang sudah diukur. Denominator data penyebut adalah jumlah target sasaran atau jumlah seluruh pasen yang menjadi sasaran pemberian asuhan/pelayanan. Contoh data denominator di puskesmas: populasi sasaran dalam satu wilayah seperti: jumlah balita, bumil, bayi baru lahir. Indikator yang meliputi denominator sangat berguna untuk memonitor perubahan dan membandingkan tingkat keberhasilan suatu area dengan area lain pada suatu wilayah.

Pengumpulan data indikator kinerja
Pengumpulan data indikator merupakan tulang punggung dari program pengukuran kinerja. Hal tersebut hanya dapat dikembangkan melalui sistem manajemen informasi yang t.epat; dimana pengumpulan data, pengorganisasian serta reaksi terhadap data kinerja direncanakan dan diorganisir secara sistematik, sehingga dapat memberikan makna terhadap perubahan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dalam suatu organisasi.

Ada enam sasaran kunci pengumpulan data kinerja:
(1)          menata sistem informasi yang akurat yang mendasari keputusan mendatang,
(2)          menghindari aspek hukum yang berkaitan dengan pengukuran dan hasil data yang dikumpulkan,
(3)          menemukan lingkungan tepat yang dapat memberikan peluang untuk melakukan tindakan,
(4)          menumbuhkan motivasi staf dan merencanakan peningkatan kinerja itu sendiri,
(5)          mengumpukan data interval secara reguler terhadap­ proses-proses kritis, dalam upaya mempertahankan kinerja yang sudah meningkat,
(6)          mengumpulkan data obyektif dan subyektif.

MENINGKATKAN KINERJA BIDAN
MELALUI REWARD
 



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Reward adalah penghargaan, penghormatan.

Menurut PP 32/1996,pasal 25 Reward diberikan pada Tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar prestasi kerja,pengabdian,kesetiaan, berjasa pada negara atau meninggal pada saat melaksanakn tugas
Penghargaan tersebut dapat diberikan oleh pemerintah atau oleh masyarakat.
Bentuk penghargaan dapat berupa kenaikan pangkat,tanda jasa,uang atau bentuk lain.
IBI acapkali memberikan penghargaan kepada para bidan.

Jenis penghargaan yang sering diberikan antara lain:
*      Bidan bersih berprestasi   
*      Bidan bintang
*      Bidan sahabat
*      Bidan delima

Dikatakan bidan delima karena buah delima sering dijadikan simbol kelahiran bayi seperti pada peringatan tujuh bulan dsb Pemberian penghargaan tersebut untuk memacu para bidan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan stándar profesi sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Kriteria dikatakan berhasil jika memenuhi stándar pelayanan yaitu :
  1. Falsafah dan tujuan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filosofi dan tujuan pelayanan kebidanan yang efektif dan efisien

  1. Administrasi dan pengelolaan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan stándar pelayanan prosedur tetap dan pelaksanaankegiatan pengelolaan yang kondusif yang memungkinkan terjadinya praktik pelayanan kebidanan akurat

  1. Staf dan pimpinan
Pengelola pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan sumber daya manusia agar pelayanan berjalan efektif dan efisien

  1. Fasilitas dan peralatan
Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan pelayanan

  1. Kebijakan dan prosedur
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan personal menuju pelayanan dan pembinaan personal menuju pelayanan yang berkulitas

  1. Pengembangan staf  Dan program pendidikan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staff dan perencanaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan pelayanan

  1. Stándar Asuhan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki stándar asuhan /manajemen kebidanan yang diterapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien

  1. Evaluasi dan pengendalian Mutu
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan kebidanan yang dilaksanakan secara berkesinambungan


STÁNDAR PRAKTIK KEBIDANAN
  1. Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah: pengumpulan data, analisis data, penentuan diagnosa perencanaan pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi
  1. Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
  1. Diagnosa
Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulkan
  1. Rencana Asuhan
Rencana asuhan kebidanan berdasarkan asuhan kebidanan
  1. Tindakan
Dilaksanankan berdasarkan rencana dan perkembangan kedaan klien dilanjutkan dengan evaluasi
  1. Partisipasi klien
Tindakan kebidanan dilakukan bersama-sama klien dan keluarga dalam rangka peningkatn pemeliharan dan pemulihan kesehatan
  1. Pengawasan
Monitor terhadap klien dilaksanakan secara kontinue
  1. Evaluasi
Dilaksanakan terus menerus dan seiring dengan tindakan
  1. Dokumentasi
Asuhan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuhan kebidanan yang diberikan

CONTOH  PENGHARGAAN PADA BIDAN
Bidan Delima.
Adalah BPS yang mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dalam bidang KB dan kesehatan reproduksi melaksanakan pelayanannya sesuai dengan standar profesi  yang diadaptasi oleh profesi

Tujuan program bidan delima
-     Meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat.
-          Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencari pelayanan yang telah terstandar.
-          Meningkatkan kebanggaan professional bidan
-          Mengembangkan kepemimpinan bidan dimasyarakat.
-          Meningkatkan cakupan pelayanan keluarga berancana dan kesehatan reproduksi.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh bidan Delima:
  1. Pengetahuan
  2. Keterampilan
  3. Prilaku

Manfaat bidan delima untuk BPS  adalah memberikan pembinaan dan penghargaan untuk meningkatkan kualitas.

Manfaat bidan delima untuk masyarakat
- Mengetahui tempat pelayanan berkualitas
- Mendapatkan pelayanan berkualitas
- Harga terjangkau